Efek samping marah,- Anda yang sering cepat marah ? Sebaiknya Anda berhati-hati.
Peneliti melaporkan, orang yang sering cepat marah memiliki
resiko dua kali lebih tinggi dibanding dengan orang yang
berkepala dingin untuk mendapat serangan jantung atau
mengalami kematian akibat penyakit jantung.
Tetapi berdasarkan laporan Circulation, sebuah jurnal Asosiasi
Kesehatan Jantung Amerika edisi 2 Mei, hubungan antara marah
dan penyakit jantung ini hanya hadir pada orang yang memiliki tekanan
darah normal. Faktor marah tidak menimbulkan efek yang sama pada
orang yang bertekanan darah tinggi , tetapi hal itu mungkin akan
berpengaruh terhadap fakta bahwa tingginya tekanan darah telah
meningkatkan resiko penyakit jantung di tempat teratas dari
penyebab kematian.
"Penelitian ini penting sebab memperlihatkan pernyataan emosi
negatif yang kronis seperti marah dapat mempengaruhi kesehatan,
khususnya bagi pria umur menengah dan wanita dengan tekanan
darah normal," ungkap pimpinan penelitian, Dr. Janice E. Williams,
dari University of North Carolina di Chapel Hill.
"Orang yang sering marah-marah mungkin bisa mengambil keuntungan
dengan belajar mengenal kejadian yang memicu kemarahan mereka,
juga mendapatkan cara yang lebih baik untuk menanggulangi respon
mereka terhadap situasi tersebut," ungkap Williams.
Williams dan rekannya melakukan penelitian pada sekitar 13.000 orang
berumur menengah yang berpartisipasi dalam penelitian tentang faktor
resiko penyakit jantung. Pada awal penelitian, tidak ada satupun
partisipan yang mengidap penyakit jantung.
Peneliti menanyakan partisipan mengenai beberapa pertanyaan
tentang marah, termasuk apakah mereka akan naik pitam dan
apakah mereka merasa ingin memukul seseorang ketika marah.
Setelah melengkapi pertanyaan tentang marah, para partisipan
terus diikuti rata-rata perkembangaannya selama lebih dari 4 tahun.
Menurut laporan, diantara orang yang bertekanan darah normal, sifat
sering marah ini mendekati tiga kali resiko dari penyakit jantung.
Meskipun setelah para peneliti memperhitungkan faktor yang bisa
mempengaruhi resiko jantung seperti merokok, kelebihan berat
badan atau memiliki kadar kolesterol yang tinggi, partisipan yang
sering marah ternyata 2,69 kali lebih mungkin untuk mendapat
serangan jantung atau mati akibat penyakit jantung selama penelitian,
dibandingkan orang yang dilaporkan tingkat kemarahannya lebih rendah.
Tetapi peneliti tidak mendeteksi hubungan antara marah dengan
resiko penyakit jantung diantara orang yang bertekanan darah tinggi.
Menurut laporan, satu alasan yang dapat menjelaskan adalah
penggunaan obat untuk mengatasi tingginya tekanan darah - yang
dapat menurunkan resiko dari penyakit jantung - mungkin telah
menyeimbangkan pengaruh dari marah.
Meskipun diantara orang bertekanan darah tinggi yang tidak meminum
obat untuk mengobati kondisi tersebut masih belum ditemukan adanya
hubungan antara marah dengan resiko penyakit jantung. Sejak tekanan
darah tinggi tersebut meningkatkan resiko penyakit jantung, Williams
dan rekannya berspekulasi, mudah-mudahan kemarahan tidak akan
menambah lebih banyak resiko.
No comments:
Post a Comment